BPBD Kabupaten Wonogiri senantiasa mendorong kegiatan mitigasi (pengurangan risiko) bencana. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui tanaman penghijauan. Kegiatan ini dilakukan dengan upaya pembuatan Kebun Bibit BPBD sejak tahun 2017. Upaya tersebut dinilai sebagai bentuk dukungan terhadap masyarakat dalam pengurangan risiko bencana. Agar kegiatan tersebut dapat lebih berkembang dan membumi. BPBD Kabupaten Wonogiri mencanangkan gerakan “DULUR NANDUR”. Gerakan Dulur Nandur adalah inovasi yang dilakukan dengan cara membagikan bibit pohon kepada tamu yang berkunjung pada BPBD Kabupaten Wonogiri, agar dapat ditanam di lokasi-lokasi yang memerlukan. Inovasi tersebut bertujuan untuk memotivasi tamu untuk peduli terhadap lingkungan sekitar tentang mitigasi (pengurangan risiko) terhadap bencana dengan cara pelestarian alam. Sekaligus sebagai sarana edukasi pentingnya menjaga alam agar tidak terjadi bencana alam.
Secara nonformal, tamu yang berkunjung di BPBD Kabupaten Wonogiri diberikan penjelasan tentang gerakan mitigasi bencana dengan tema “Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita” yang bertajuk Dulur Nandur. Gerakan tersebut dilakukan dengan cara melestarikan alam melalui penanaman bibit pohon. Pengarahan tersebut sesuai dengan lokasi yang sesuai dengan tamu yang berkunjung, karena menyesuaikan dengan pemetaan risiko rawan bencana. Jenis bibit pohon yang diberikan sesuai dengan daerah risiko rawan bencana pada daerahnya. Setelah memilih bibit pohon yang diinginkan, kemudian di dokumentasikan terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan penandatanganan serah terima penerimaan bibit pohon yang akan dibawa pulang dan ditanam di lingkungan tempat tinggalnya.
Bibit tanaman tersebut disediakan di kebun bibit yang berada di BPBD Kabupaten Wonogiri, dimana penyediannya dilakukan dengan berbagai metode:
- Bantuan bibit dari instansi dan lembaga yang menyediakan bibit pohon,
- Bantuan bibit dari relawan atau masyarakat, dan
- Penyemasan benih tanaman oleh karyawan BPBD Kabupaten Wonogiri
Tujuan Inovasi ini adalah untuk memotivasi tamu agar peduli terhadap lingkungan sekitar tentang mitigasi (pengurangan risiko) terhadap bencana dengan cara pelestarian alam. Sekaligus sarana edukasi pentingnya menjaga alam agar tidak terjadi bencana alam. Dengan adanya inovasi ini diharapkan dapat ; 1). Mengurangi risiko bencana kekeringan, tanah longsor, banjir, maupun bencana lainnya, 2). Memotivasi tamu untuk peduli terhadap lingkungan terkait dengan mitigasi bencana, dan 3). Sebagai sarana edukasi pentingna menjaga alam. Kegiatan penanaman bibit pohon telah memberikan hasil berupa pengurangan risiko terhadap bencana. BPBD kabupaten Wonogiri melakukan kegiatan penanaman bibit dan pembagian bibit pohon di daerah rawan bencana dari tahun 2019. Rekap data bencana alam tanah longsor di tahun 2019 sebesar 39 kejadian, dan di tahun 2020 sebesar 16 kejadian. Sedangkan bencana banjir pada tahun 2019 sebesar 10 kejadian, dan bencana banjir pada tahun 2020 sebesar 7 kejadian bencana. Dari data tersebut terlihat bahwa data bencana dari tahun 2019 ke tahun 2020 mengalami penurunan.
Inovasi ini diharapkan dapat mengatasi berbagai dampak negatif yang terjadi di lingkungan Kabupaten Wonogiri yang secara geografis wilayah Wonogiri memiliki sejumlah potensi bencana alam seperti angin kencang, tanah longsor, banjir, kebakaran hutan lahan dan kekeringan. Bencana alam merupakan alasan utama dibuatnya inovasi ini. Berkaca dari adanya dampak negatif tersebut maka tercipta gerakan mitigasi (pengurangan risiko) terhadap bencana dengan cara pelestarian alam yaitu pembagian bibit pohon yang bertajuk Dulur Nandur, gerakan tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi pengurangan risiko bencana dan kelestarian alam sesuai dengan kategori perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup
Tujuan pembangunan berkelanjutan 13 penanganan perubahan iklim adalah mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim. Dalam rangka mencapai tujuan penanganan perubahan iklim pada tahun 2030, ditetapkan target 5 yang diukur melalui 8 indikator. target-target tersebut terdiri dari pengurangan risiko bencana (PRB), pengurangan korban akibat bencana, serta adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Tujuan pembangunan berkelanjutan 15 tentang Ekosistem Daratan yaitu melindungi, memulihkan dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem daratan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi desertifikasi (pengguruan), dan menghambat dan membalikkan degradasi tanah dan menghambat hilangnya keanekaragaman hayati.
BPBD Kabupaten Wonogiri memiliki kontribusi inovasi terhadap capaian nasional SDGs, yaitu dalam tujuan 13 tentang penanganan perubahan iklim dan tujuan 15 tentang ekosistem daratan. BPBD Kabupaten Wonogiri melakukan gerakan mitigasi (pengurangan risiko) bencana melalui pelestarian alam dengan cara pembagian bibit pohon kepada tamu yang berkunjung di BPBD Kabupaten Wonogiri dengan judul inovasi Dulur Nandur, untuk ditanam di lokasi-lokasi yang memerlukan. Inovasi Dulur Nandur mereplikasi dari kegiatan seperti peringatan Hari Bumi, Hari Hutan, Gerakan 1000 pohon dan peringatan kegiatan lainnya. BPBD Kabupaten Wonogiri kemudian mengamati, meniru, dan memodifikasi kegiatan tersebut. Peringatan Hari Bumi, Hari Hutan, dan Gerakan 1000 pohon dilakukan dengan cara penanaman dan pembagian bibit pohon untuk dapat melestarikan alam, tetapi kegiatan tersebut dilakukan hanya pada peringatan tersebut, bahkan tidak selalu dilakukan setiap tahunnya.
Dari kegiatan tersebut BPBD Kabupaten Wonogiri kemudian mereplikasi dengan cara membagikan bibit pohon kepada setiap tamu yang berkunjung di BPBD Kabupaten Wonogiri. Diharapkan dengan diberikan bibit pohon, tamu yang berkunjung dengan segera menanam bibit tersebut di lokasi-lokasi yang memerlukan. Penanaman dan pembagian bibit pohon guna untuk pengurangan risiko bencana awalnya dilakukan untuk menjadikan contoh edukasi pada anggota Forum pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Wonogiri (FPRB) untuk dapat melakukan penanaman bibit pohon yang bertujuan mengurangi risiko bencana kekeringan, tanah longsor, banjir, maupun bencana lainnya.
Pada saat itu inovasi Dulur Nandur telah direplikasi dan diterapkan oleh anggota Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Wonogiri (FPRB), dalam hal penyediaan bibit tanaman, baik penyediaan melalui metode bantuan maupun mandiri. Inovasi pembagian bibit pohon untuk kelestarian alam dapat diterapkan di instansi atau pada daerah lain. Inovasi ini merupakan inovasi yang hanya memanfaatkan swadaya pegawai yang ada. Dengan cara mengumpulkan bibit pohon dari sumber daya manusia (pegawai) yang ada di instansi, kemudian dapat dibagikan kepada tamu untuk dapat dibawa pulang untuk ditanam di lingkungan rumah. Inovasi ini sangat mudah untuk diadaptasi maupun direplikasi karena tidak memerlukan biaya tetapi memiliki banyak manfaat, terutama bagi lingkungan dan makhluk hidup.
Untuk menjalankan inovasi Dulur Nandur tentu diperlukan berbagai aspek sumber daya, baik keuangan, manusia, metode, dan peralatan yang digunakan. Dalam menjalankan inovasi tersebut tidak ada dana yang dikeluarkan. BPBD Kabupaten Wonogiri mengajukan permintaan bantuan kepada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL), Perum Jasa Tirta 1 Surakarta, masyarakat/ relawan, dan pegawai BPBD Kabupaten Wonogiri melakukan penyemaian tanaman akar wangi, dan jenis tanaman lainnya di kebun bibit BPBD Kabupaten Wonogiri. Inovasi ini lebih memanfaatkan swadaya dari pegawai BPBD Kabupaten Wonogiri. Pembuatan bibit juga dilakukan oleh pegawai BPBD Kabupaten Wonogiri. Peralatan yang digunakan merupakan inventaris yang ada pada BPBD Kabupaten Wonogiri, dan polybag dibeli dengan dana dari pegawai BPBD Kabupaten Wonogiri. Seluruh pegawai BPBD Kabupaten Wonogiri berperan mulai dari merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi inovasi tersebut. Strategi yang digunakan untuk menggerakan sumber daya yang ada adalah dengan cara menanamkan jiwa sosial pada seluruh anggota BPBD Kabupaten Wonogiri. Dilakukan pembuatan bibit tanam setiap 2-3 bulan sekali, agar bibit yang ada semakin berkembang dan dapat dimanfaatkan kepada tamu yang berkunjung di BPBD Kabupaten Wonogiri.