Pada hari Rabu 24 April 2024, Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Wonogiri bersama mahasiswa praktek Universitas Aisiyah Surakarta melakukan kegiatan kunjungan alat deteksi dini atau EWS (Early Warning System) banjir bersirine di wilayah langganan banjir akibat luapan dari waduk gajah mungkur yaitu di Lingkungan Kelurahan Giritirto dan Giripurwo kecamatan Wonogiri kabupaten Wonogiri. Kunjungan ini dilaksanakan untuk pengecekan alat EWS dan mengajarkan simulasi pengoprasian proses EWS serta proses evakuasi apakah masih berfungsi dengan baik untuk mendeteksi luapan air sungai dibantaran dusun disaat ada hujan lebat atau luapan air dari waduk gajah mungkur. kunjungan ini juga menelusuri tempat-tempat warga yang pernah terendam air disaat banjir, kunjungan ini juga mengedukasi masyarakat setempat tentang kesiapsiagaan bencana banjir ditemani anggota BPBD wonogiri tujuannya agar masyarakat tahu penting sikap kesiapsiagaan bencana dan juga menjaga kebersihan lingkungan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri memasang alat deteksi dini atau early warning system (EWS) banjir merupakan bantuan dari Perusahaan umum Jasa Tirta I atau PT JASA TIRTA I yang turut hadir pada kegiatan pemasangan EWS. Menurut anggota BPBD mengatakan EWS dipasang di Kelurahan Giritirto dan Giripurwo karena potensi banjir di kawasan tersebut cukup tinggi. Banjir sering terjadi karena luapan waduk yang tidak bisa ditanggulangi dan berakhir pintu air dibuka serta hujan deras mengguyur.
EWS yang dipasang sekitar 2 tahun yang lalu oleh PT JASA TIRTA I tersebut masih berfungsi dengan baik hingga sekarang. Pada kondisi itu air sungai sudah meluap ke pemukiman warga. Tim siaga bencana memberikan peringatan kepada warga dengan menekan tombol kuning sirine akan berbunyi menunjukkan siaga kuning atau level I berarti status waspada.
Saat ketinggian air sudah mencapai warna oranye atau level II berarti status siaga. Pada kondisi tersebut luapan air sungai sudah masuk perkarangan rumah salah satu warga terdekat dengan ketinggian 5 cm – 10 cm. Tim bencana memberi peringatan dengan menekan tombol warna oranye.
Ancaman tertinggi adalah status awas atau level III, yakni saat ketinggian air mencapai warna merah. Pada kondisi tersebut air sudah masuk rumah dengan ketinggian 10 cm – 15 cm atau setinggi betis orang dewasa dalam waktu 10 menit. Tim siaga bencana memberi peringatan dengan menekan tombol warna merah. Saat terjadi hujan tim siaga bencana memantau ketinggian air sungai. Saat ketinggian air mencapai batas tertentu sesuai tingkatan level, tim memberitahukan kepada warga yang bermukim dikawasan terdampak agar mengevakuasi diri. Tim membantu evakuasi kelompok rentan atau lansia .